Kamis, 14 Januari 2010

Bahaya merokok bagi remaja

Bahaya Merokok Bagi Remaja
Merokok merupakan kebiasaaan buruk yang dilakukan sejak zaman ditemukannya tembakau, Pada awalnya merokok hanya bertujuan untuk menghangatkan tubuh. Namun, lama kelamaan kebiasaan itu menjadi berubah tujuan yaitu sebagai kebutuhan yang tidak bisa ditingggalkan atau dapat dikatakan kecanduan. Tanpa ada tembakau seakan-akan tak ada kenikmatan tersendiri. Hal ini berlanjut hingga zaman revolusi industri di Inggris.hingga bermunculan pabrik-pabrik rokok sampai menyebar di seluruh dunia.
Kebanyakan orang-orang yang sudah bekerja suka mengkonsumsi rokok. Hingga mereka tak sadar bahwa mereka telah merusak generasi penerus bangsa kita. Karena sekarang rokok telah merambah sampai pelajar baik SMA, SMP, bahkan anak SD pun sudah merokok. Mereka menganggap bahwa dengan merokok, mereka dapat dikatakan “gaul” dan gentlement. Di lain pihak mereka tidak tahu betapa besarnya dampak dari merokok, dalam segi social seperti contohnya mereka seenaknya menggunakan uang saku dan SPP hingga mereka melakukan perbuatan yang asusila, seperti mengompas, mencuri dsb.
Di segi kesehatan rokok dapat menimbulkan efek negative bagi perokok aktif maupun perokok pasif, karena setiap hisapan menimbulkan nikotin dan karbonmonoksida yang sangat berbahaya bagi keduanya terutama bagi perokok aktif. Yang dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker, serangan jantung, hingga meninggal dunia.

Cara Mengatasi Ketergantungan Terhadap Rokok
Nikotin adalah zat yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan ketergantungan. Bagi orang ingin berhenti merokok, tersedia beberapa macam cara untuk mengatasi ketergantungan ini.

Vaksin Nikotin
Suatu penelitian baru-baru ini mengungkapkan suatu penemuan yang cukup asing di dengar, vaksinasi bagi perokok supaya berhenti merokok. Vaksin nikotin ini dijual dengan nama dagang NicVax. Vaksin ini tampaknya aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan efektif untuk menolong orang yang ingin berhenti merokok.
Vaksin ini bekerja dengan cara memproduksi antibodi yang secara spesifik mengikat nikotin, dan dengan demikian mencegah sebagian besar nikotin memasuki otak. Proses ini mengurangi efek menyenangkan saat merokok dan mengurangi ketergantungan terhadap nikotin.

Terapi Pengganti Nikotin
Ada 4 bentuk terapi pengganti nikotin, yaitu plester, permen, semprot hidung, dan inhaler, yang semuanya mengandung nikotin. Cara kerja produk-produk ini mempunyai tujuan yang sama yaitu melepaskan nikotin dosis kecil secara kontinyu ke dalam tubuh, sehingga menghilangkan gejala ketergantungan yang sering dirasakan oleh orang yang sedang berusaha berhenti merokok.
Plester nikotin, digunakan dengan cara menempelkannya ke kulit, sehingga nikotin dalam jumlah tetap melintasi kulit masuk ke dalam tubuh. Plester nikotin tidak cocok bagi orang yang mempunyai masalah pada kulit.

Permen nikotin, tersedia dalam dosis 2 dan 4 mg. Dengan mengunyah permen, nikotin masuk ke aliran darah melalui pembuluh darah di mulut.

Semprot hidung nikotin, diperoleh mesti dengan resep dokter. Semprot ini berupa botol yang dilengkapi pompa yang dapat digunakan saat keinginan untuk merokok kembali timbul. Produk ini tidak dianjurkan untuk orang yang mempunyai penyakit pada hidung atau sinus, alergi, asma, juga pada perokok usia muda.

Inhaler nikotin, juga diperoleh harus dengan resep. Walaupun disebut inhaler, alat ini hanya melepaskan nikotin ke dalam mulut dan tenggorokan, tidak sampai ke paru-paru, seperti halnya asap rokok. Nikotin kemudian diserap melalui membran mukosa. Efek samping yang sering adalah iritasi mulut dan tenggorokan, juga batuk. Bagi orang yang mempunyai gangguan bronkhus, misalnya asma, harus hati-hati menggunakan produk jenis ini.

Obat-obatan
Bupropion, suatu antidepresan dengan nama dagang Zyban, telah digunakan sejak tahun 1997 untuk mengobati ketergantungan nikotin. Obat ini membantu mengurangi gejala yang timbul akibat berhenti merokok dan menekan keinginan untuk merokok kembali. Efek samping tersering bupropion adalah mulut kering, gangguan tidur, pusing, dan bentol-bentol merah di sekujur tubuh. Hindarkan penggunaan obat ini pada penderita epilepsi, gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia, atau sedang mengkonsumsi obat lain yang mengandung bupropion hidroklorida.

1 komentar: