Jumat, 29 Januari 2010

sejarah kota batu

Legenda Asal Usul Kota Batu

Sejak abad ke-X, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan. Pada waktu pemerintahan Raja Sindok (Mpu Sendok), seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, guna menemukan tempat peristirahatan seperti yang diinginkan oleh Raja, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan di wilayah Songgoriti yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti. Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.
Sebagaimana keinginan Raja bahwa ditempat peristirahatan dimaksud harus terdapat sumber atau dekat dengan mata air, maka ditempat peristirahatan itupun terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Dan sumber air panas itupun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.
Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama “BATU” mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut. Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.
Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah di kaki Gunung Panderman ini adalah untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni) terhadap semua pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro setelah pihak Belanda dengan licik dan tipu muslihat berpura-pura mengajak berunding Pangeran Diponegoro. Tetapi ternyata bermaksud untuk menangkapnya dan membuangnya ke Makassar, sehingga Pangeran Diponegoro wafat, kejadian itu diperkirakan setelah terjadi Perang Diponegoro (825-1830).

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan buruknya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro, akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu. Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai. Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun Villa bahkan bermukim di Batu. Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.
Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah bangunan yang ada saat ini serta panorama alam yang indah di kawasan Batu sempat membuat Bapak Proklamator sebagai The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Perang Kemerdekaan untuk mengunjungi dan beristirahat di kawasan Selecta Batu.

Batu Costum Carnival Creator
Berhubungan dengan kemerdekaan RI, kota Batu baru saja merayakan kemerdekaan RI yang ke-64 dengan diadakannya karnaval yang menyajikan Batu Costum Carnival Creator (B3C). Sebuah karnaval yang menyuguhkan aneka ragam kesenian modern yang dihias pada kendaraan peserta.
Acara yang diikuti oleh banyak golongan mulai dari kecamatan-kecamatan, sekolah-sekolah, tempat-tempat wisata hingga desa-desa ini berlangsung dengan meriah dan indah. Banyak kreasi-kreasi masyarakat yang sangat indah. Masyarakat dapat menyulap barang-barang yang sudah tidak dipakai menjadi berbagai macam bentuk bunga-bunga dan kostum fauna yang sangat cantik.

Lucu dan menggemaskan. Begitulah kesan yang timbul saat menyaksikan tingkah polah ribuan anak taman kanak-kanak (TK) mengikuti karnaval di sepanjang Jl Panglima Sudirman depan Pemkot Batu, siang kemarin. Beragam aksi dan kreasi dipertontonkan peserta karnaval yang diselenggarakan IGTKI (Ikatan guru taman kanak-kanak Indonesia) Kota Batu. Karnaval itu diikuti sekitar 8 ribu peserta dari 84 lembaga TK se-Kota Batu. Peserta bukan hanya dari kalangan siswa tapi, juga wali murid dan para pengajar. Bahkan, wali murid siswa juga turut menjadi peserta karnaval dengan beragam jenis busana.

Kesan itu terlihat pada gerak dan langkah serta busana yang dikenakan para siswa TK. Beragam busana yang diusung dengan tema wisata bunga itu mengundang kegemasan, terkadang juga mengundang tawa. Seperti halnya yang terlihat pada rombongan Roudlotul Athfal Tulungrejo, Bumiaji yang tampil dengan kombinasi dedaunan kering serta bunga tiruan pada pakaian mereka. Daun kering itu dikemas sedemikian rupa, sehingga tampil menarik.
Penampilan TK Bhina Putra juga tak kalah menarik. Barisan peserta karnaval mengusung kupu-kupu di antara bunga. Pakaian dan aksesori yang dikenakan menyerupai seekor kupu-kupu. Di bagian belakang punggung mereka tertempel sayap di sebelah kiri dan kanan. Mereka juga mengenakan semacam topeng yang terdapat lubang di bagian matanya. Barisan kupu-kupu itu menyapa para penonton dan penyambut di panggung kehormatan dengan lambaian bendera merah putih ukuran kecil di tangan kanannya. Spontan, penonton pun melambaikan tangan menjawab lambaian tangan anak-anak itu. "Lucunya. Mlakune timik-timik (jalannya pelan-pelan) seperti pengantin," ujar Risnawati, salah satu penonton yang berjajar diantara ribuan penonton karnaval.


Selain menambilkan beragam busana, peserta karnaval itu juga mempertunjukan keahliannya bermain drum band. Sebut saja TK Pembina Kecamatan Bumiaji, dan TK Dahlia. Mereka menunjukkan kebolehannya memainkan peralatan drum band. Penampilan itu juga mengundang tawa para penonton. Maklum, cara memainkan peralatannya juga terkadang terkesan asal pukul. Begitu pula halnya pada pasukan pengibar bendera yang mengiringi pemain drumband. Mereka terkesan belum siap ditonton. Di saat ditonton ribuan mata yang berjajar di pinggir jalan, bukannya malah konsentrasi, tapi sebaliknya malah melihat para penonton sambil berjalan. Akibatnya, tidak jarang gerakan bendera yang ada di tangannya malah mengenai teman di sampingnya. "Karnaval ini juga kami lombakan. Kerapian, keserasian serta kreativitas menjadi penilaian kami," kata Endang Wahyuni, ketua IGTKI Kota Batu.

Selain di Batu, karnaval di TK, SD dan SMP Katolik Santa Maria 1 Kota Malang juga semarak. Berbagai kostum yang dipakai para sisa mampu menarik penonton. Ada yang berpakaian koran, berpakaian daun dan berbagai kreasi pakaian lainnya. "Kami membiarkan anak-anak SMP untuk berkreasi," ujar Theresia Ninik, koordinator karnaval.
Menurut dia, pakaian yang dibikin para siswa SMP itu ada yang terinspirasi dengan even Jember Fashion Carnival (JFC). Maka, Sekitar 1.100 siswa yang berdandan berbagai kostum melakukan pawai keliling kota. Untuk anak-anak TK dan SD mengenakan berbagai pakaian khas dan pakaian olahraga.
Parade ini terbilang masih baru di masyarakat Kota Batu. Tak heran jika pengunjung terkesima dengan acara ini. Lilik Wahyuni pimpinan B3C pada EastJava Traveler mengatakan, untuk melestarikan kreasi karya ini, pihaknya perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, agar karyanya bisa mendapat tempat di hati masyarakat.
“Semoga acara ini dapat tidak hanya berkembang di Kota Batu sendiri, melainkan dapat ditiru kota lainnya,” kata Lirih bersemangat.
Edy Rumpoko, Walikota Batu mengharap agar ada keterlibatan masyarakat untuk selalu menggali potensi-potensi ini, guna mendatangkan wisatawan baik lokal maupun domestik yang dapat mengoptimalkan perekonomian di Kota Batu.
”Dengan potensi alam, panorama wisata yang begitu indah, dan beraneka ragam seni budaya yang dimiliki kota Batu, marilah kita tumbuh kembangkan demi kemakmuran kita bersama,” ungkap Edy Rumpoko.





DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA BATU
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 01 BATU
(STATE SENIOR HIGH SCHOOL)
JL.KH.AGUS SALIM 57 BATU TELP . (0341) 591310
TAHUN AJARAN 2008-2009
Website : www.sman1batu.co.nr / www.sman01batu.blogspot.com

1 komentar:

  1. IBU DITA .(Karyawan) terimah kasih banyak Aki atas bantuanya anka ghoib AKI RANGGONG benar-benar tembus mohon maaf AKI ini pengalaman saya...waktu itu saya pernah minta bantuan pada seseorang yang mengaku pintar meramal angka toto...dan saya harus belajar untuk mendapatkan angkanya sampai saya hutang sana sini tapi apa yang terjadi angka yang saya terimah ngak ada yang keluar manpus dalam hati kecil saya....dimana saya harus bayar hutan yang terlanjur menumpuk...hingga akhirnya saya di kasih inpo teman untuk menjadi member AKI RANGGONG hasil angka ritual ghoib yang di kasih AKI kirim ternyata jitu...akhirnya terbayar hutang saya ini dan saya Membeli 8 unit rumah di Karawang, Tanah Kavling, dan franchise minimarket .hanya sekedar pengalam saya...untuk yang mau mencoba angka ghoib dari AKI RANGGONG silahkan hub/sms di nomor ( 085-222-967-279 ) ngak usah ragu-ragu...karna saya sudah merasakanya..terimah kasih AKI RANGGONG..salam bahagia...!!!








    IBU DITA .(Karyawan) terimah kasih banyak Aki atas bantuanya anka ghoib AKI RANGGONG benar-benar tembus mohon maaf AKI ini pengalaman saya...waktu itu saya pernah minta bantuan pada seseorang yang mengaku pintar meramal angka toto...dan saya harus belajar untuk mendapatkan angkanya sampai saya hutang sana sini tapi apa yang terjadi angka yang saya terimah ngak ada yang keluar manpus dalam hati kecil saya....dimana saya harus bayar hutan yang terlanjur menumpuk...hingga akhirnya saya di kasih inpo teman untuk menjadi member AKI RANGGONG hasil angka ritual ghoib yang di kasih AKI kirim ternyata jitu...akhirnya terbayar hutang saya ini dan saya Membeli 8 unit rumah di Karawang, Tanah Kavling, dan franchise minimarket .hanya sekedar pengalam saya...untuk yang mau mencoba angka ghoib dari AKI RANGGONG silahkan hub/sms di nomor ( 085-222-967-279 ) ngak usah ragu-ragu...karna saya sudah merasakanya..terimah kasih AKI RANGGONG..salam bahagia...!!!


    BalasHapus